Pandemi COVID-19 telah menciptakan pergeseran fundamental dalam cara kita menjalani kehidupan sehari-hari. Artikel ini membawa Anda melalui refleksi pribadi, membuka pintu menuju konsep yang menarik dan relevan: “real virtuality.”
Saya memberikan gambaran tentang kehidupan selama pandemi sebagai tempat di mana realitas fisik dan dunia virtual berpadu dalam apa yang disebut sebagai “real virtuality.” Pengalaman kita, terutama dalam relasi sosial virtual, menjadi fokus menarik yang mencerminkan perubahan dramatis dalam cara kita berinteraksi.
Konsep “real virtuality” bukan hanya sekadar refleksi pribadi, tetapi juga panggilan untuk memahami perubahan kultural yang sedang terjadi. Dengan membahas perspektif Manuel Castells dan Jean Baudrillard, saya mengeksplorasi lebih dalam tentang bagaimana pandemi telah mengubah pandangan kita terhadap realitas dan virtualitas.
Kita diajak untuk merenung tentang bagaimana new normal mengajarkan kita untuk memfokuskan pada esensi hidup dan adaptasi terhadap budaya baru. Kita didorong untuk beradaptasi dan memahami bahwa di balik perubahan ada potensi baru untuk dijelajahi dan dihayati.
Dengan menyajikan pandangan yang menggugah pikiran dan menawarkan sudut pandang unik tentang pergeseran budaya selama pandemi, essay ini bertujuan untuk menciptakan pemahaman yang lebih dalam tentang betapa pentingnya navigasi antara realitas dan virtualitas di dunia yang terus berubah ini.
Versi panjang essay ini terbit di Zonautara.com pada 9 Juni 2020 di bawah judul: “Covid-19 dan Pengalaman Virtualitas Nyata”
Stephen Wilfred 
Tinggalkan komentar